Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan
dampak atau akibat pada orang lain (House, 1984). Kekuasaan adalah potensi
untuk mempengaruhi orang lain (Bass, 1990). Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, dan kemampuan untuk mengatasi (bertahan dari)
pengaruh orang lain yang tidak diinginkan (Wagner dan Hollenbeck, 2005).
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
oleh orang yang memiliki kekuasaan (Robbins dan Judge, 2007). Kekuasaan
mengandung suatu potensi/kemampuan yang belum tentu efektif jika dilaksanakan,
dan suatu hubungan ketergantungan. Bisa saja seseorang memiliki suatu kekuasaan
namun tidak digunakan oleh orang tersebut. Jadi kekuasaan merupakan suatu
kemampuan atau potensi yang tidak akan terjadi jika tidak digunakan oleh orang
yang memilikinya. Kekuasaan juga merupakan suatu fungsi ketergantungan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan
pengaruh pada orang lain, artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah
laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama
dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.
Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1. Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang
didapat dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar pengikut
mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat
dari wewenang formal organisasi.
Kekuasaan berkaitan
erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang
menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.
B. Sumber-sumber Kekuasaan
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber
kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi
pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk
melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan).
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang
yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran
sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan
yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh
berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa
pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak
dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang
didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan
bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).
C. Definisi Pengaruh
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara
langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap
orang lain atau kelompok.
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (KBBI
2001:849).
Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya dapat
disimpulkan, bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau
mengubah sesuatu yang lain.
Keberadaan pengaruh dalam suatu kepemimpinan memiliki andil yang
besar, yaitu dalam hal menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari
kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan
melaksanakan berbagai keputusan yang sudah di tetapkan. Jika kekuasaan
merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu
dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan
proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik antara pemimpin dan pengikut, juga
akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
D. Pengaruh taktik organisasi
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Selain
menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang yang
berada dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain. Taktik-taktik
mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan,
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya.
Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik
yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hughes et all, 2009), yaitu:
1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang
logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational
Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada
orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang menarik tentang
nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang
dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau
perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata
yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon
sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi
jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu
karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu
kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti
suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang
meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan
agar orang yang dijadikan target setuju.
8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan
yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi.
Sumber :
Marianti , Maria
Merry. (2011). Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam
organisasi. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Parahyangan.
Panglaykim, j &
Tanzil, hanzil. (1981). Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Azrul Azwar. 1988. Pengantar
Administrasi Kesehatan.
Edisi kedua. Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara.
Herujito Yayat, M.
2001. Dasar-Dasar
Manajemen. Jakarta: PT
Grasindo.