Konsep
Mental
Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental
yang universal yang
menunjuk pada kategori atau kelas dari
suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari
bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam
"The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan
penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran
manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang
dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian
dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam kharakteristik.
Berbagai pengertian konsep dikemukan oleh beberapa pakar. Konsep
didefinisikan sebagai suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari
ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan
manusia untuk berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah sesuatu yang umum
atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa,
suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran mental. Suatu konsep adalahelemen dari proposisi seperti kata adalah
elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak di mana
mereka menghilangkan perbedaan dari
segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka
identik. Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata
untuk setiap extensinya.
Konsep adalah pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan
dengan bahasa apa
pun. Konsep bisa dinyatakan dengan 'Hund' dalam bahasa Jerman, 'chien' dalam
bahasa Prancis, 'perro' dalam bahasa Spanyol.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep
Perkembangan Kesehatan Mental
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan,
pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua tokoh
perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang
ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan
pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada
tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887. dia adalah seorang guru
sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang
mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia
berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih
manusiawi.
Usahanya mula-mula diarahkan pada
para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita
gangguan mental yang dikurung dirumah-rumah penjara. Pekerjaan Dix ini
merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk
memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang
tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia
layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909,
gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090
beberpa organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene
Associatin (ASHA),
dan American Federation for Sex
Hygiene.
Perkembangan
gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford
Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia
dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia
terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan
gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Dedikasi Beers yang begitu kuat
dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagai pasien
dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan
pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi
seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah
gangguan mental, apalagi pengobatannya.
Setelah dua tahun
mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama
tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat
suatu gerakan untuk melindungi orang-orang yang mengalami gangguan mental atau
orang gila (insane). Setelah
dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun
1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan mempublikasikan sebuah tulisan
autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul ”A Mind That Found It Self”.
Kehadiran buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar
psikologi. Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan,
perlakuan atau ”treatment” yang
diberikan kepada para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang
manusiawi. Disamping itu dia melupakan reformasi terhadap lembaga yang
diberikan perawatan gangguan mental.
Pendekatan Kesehatan Mental
Orientasi Klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan
tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak
berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa taksehat serta
mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut
di lingkungan kedokteran.
Orientasi Penyesuaian Diri
Seorang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan
sekitarnya.
Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia
mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia
bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Ketiga orientasi ini menurut
Sadli dapat dijadikan ukuran kesehatan jiwa.
Untuk menetapkan suatu keadaan psikologis berada dalam keadaan
sehat tidaklah mudah. Kalangan ahli kesehatan mental telah membuat
kriteria-kriteria atau kondisi optimum seseorang dapat dikatakan berada dalam
kondisi yang sehat. Kondisi optimum ini dapat dijadikan sebagai acuan dan arah
yang dapat dituju dalam melakukan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mental
serta pencegahannya.
Istilah yang digunakan untuk menyebut kesehatan mental
berbeda-beda, kriteria yang dibuat pun tidak sama secara tekstual, meskipun
memiliki maksud yang sama. Dapat disebut di sini, Maslow menyebut kondisi
optimum itu dengan self-actualization, Rogers menyebutnya dengan fully
functioning, Allport memberi nama dengan mature personality,
dan banyak yang menyebut dengan mental health.
No comments:
Post a Comment