Tuesday 23 April 2013

Tugas 5 Hubungan Interpersonal


 
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Model-Model Hubungan Interpersonal
·         Model Pertukaran sosial( social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat     bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).
·     Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
·         Model Permainan ( games people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model      interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.
·         Model Interaksional
Interaksi menurut KBBI (2001:438) didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti yang telah saya sebutkan diatas merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah teori. Model Interaksional dapat dipahami sebagai gambaran tertentu untuk menjelaskan teori mengenai suatu bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling melakukan aksi.
Dalam model interaksional ini, suatu hubungan interpersonal didefinisikan sebagai suatu sistem. Saya mengambil analogi sistem pencernaan manusia. Dalam sistem tersebut, masing masing organ seperti mulut, kerongkongan, lambung, dan usus harus dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Bila salah satu organ dalam sistem mendapatkan gangguan, maka akan mengganggu kinerja organ lainnya.
    http://whatsupdee.blogspot.com/p/model-hubungan-interpersonal.html

Tugas 4 Stres


STRES
·         Pengertian Stres
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.

Efek Stres
Keringat berlebih
Hal yang mudah dikenali saat seseorang mengalami stress adalah keluarnya keringat berlebih. Keluarnya keringat berlebih ini dipengaruhi oleh detak jantung. Ketika seseorang mengalami tekanan yang berat maka denyut jantung akan berdetak lebih kencang dan akan merasakan mati rasa di bagian tangan dan kaki.

Kesulitan dalam memutuskan sesuatu
Karena emosi yang terganggu, maka secara langsung dapat mengakibatkan seseorang kehilangan konsentrasinya. Inilah alasan utama kenapa seseorang yang terserang stress akan lebih kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Daya pikir seseorang juga akan mengalami gangguan, tingkat keparahan bergantung penuh pada tekanan dan depresi yang dialami.

Perubahan suasana hati
Jika emosional seseorang terganggu maka suasana hatinya pun akan ikut terganggu. Perubahan suasana hati yang tidak terduga dapat berpengaruh pada orang disekitarnya. Selain perubahan mood, stress juga dapat memicu munculnya kepanikan yang tidak beralasan. Jika hal ini sudah ditemukan, maka itu menjadi tanda bahwa depresi yang dialami seseorang sudah parah dan perlu segera mendapat pertolongan.

Nyeri otot
Banyak yang tidak menyadari bahwa nyeri otot yang dirasakan disebabkan oleh tekanan mental yang begitu kuat. Selain dapat memicu nyeri pada otot, stress juga dapat menimbulkan kejang dan kaku.



Letih dan lesu
Efek lain dari stress yang berakibat pada tubuh adalah letih dan lesu. Selain letih dan lesu, biasanya sering ditemukan pusing dan sakit kepala.

Kehilangan kepercayaan diri
Rasa frustasi yang ditimbulkan dan mengarah pada kehilangan kepercayaan diri pada seseorang. Pada tingkat ini, seseorang akan lebih mudah marah dan sangat sensitif.

Kerontokan rambut
Dibanding pria, kerontokan rambut yang dialami wanita karena stress lebih tinggi. Kerontokan dan masalah penipisan pada rambut pada kaum hawa seringkali disebabkan oleh gangguan ini.

Gangguan pada kulit
Stress berlebihan dapat memicu tubuh memproduksi hormon adrenalin dalam jumlah banyak. Hormon ini bertanggung jawab atas munculnya jerawat di wajah dan bagian tubuh lainnya.

·         General Adaption Syndrom
Hans Selye membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan :
a)    Eustress adalah respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang, dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b)    Distress merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi.
c)    Optimal stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eustress dan distres,merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing.
Menurut Lazarus dan Folkman, kondisi fisik, lingkungan, dan sosial merupakan penyebab dari kondisi stres disebut dengan stressor.Istilah stressor pertama kali diperkenalkan oleh selye. Jenis –jenis stressor dikelompokkan sebagai berikut : masalah perkawinan, masalah keluarga, masalah hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah hukum, keuangan, perkembangan penyakit fisis dan lain-lain.


·         Faktor Individu dan Sosial (Penyebab Stres)
Factor individual Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
1.     Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan. 
2.     Perubahan tanggung jawab dalam kerja. 
3.    Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres. 
4.    Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman. 
5.     Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja. 


Tipe Stres Psikologi

·        Tekanan
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1.     Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2.    Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
·         Frustasi
Frustasi adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah atau masalah yang tidak kunjung selesai.
Frustasi inipun terjadi juga bila tujuan yang dicapai mendapatkan rintangan.
Frustasi memiliki dua sisi.
1. Frustasi adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan.
2. Frustasi adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.

·         Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
·         Kecemasan
Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.

Symptom Reducing Responses terhadap Stres
Mekanisme Pertahanan Diri ( defense mechanism ) yang biasa digunakan individu untuk di jadikan strategi saat mengurangi stress:
  •   Represi
  • Pengalihan
  • Sublimasi
  • Proyeksi
  • Pembentukan Reaksi
  • Introyeksi
  • Regresi

Koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.

Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
1.      Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
2.      Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
3.      Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
4.      Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.


Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
Dalam Siswanto dijelaskan dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback. Tetapi jika teman-teman tahu tentang hipno-self, teman-teman cukup menghipnotis diri sendiri dan melakukan sugesti untuk diri sendiri, cara ini lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Dan jika teman-teman ingin melakukan hipno-self, utamanya adalah tempat harus nyaman dan tenang, dan teman-teman cukup membangkitkan apa yang menyebabkan teman-teman stres, cari tahu gejalanya hingga akar dari masalah tersebut, kemudian berikan sugesti-sugesti yang positif, InsyaAllah cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan Semesta Alam).