STRES
·
Pengertian
Stres
Stress adalah bentuk ketegangan
dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi
kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas
menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah
sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut
dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Efek
Stres
Keringat berlebih
Hal yang mudah
dikenali saat seseorang mengalami stress adalah keluarnya keringat berlebih.
Keluarnya keringat berlebih ini dipengaruhi oleh detak jantung. Ketika
seseorang mengalami tekanan yang berat maka denyut jantung akan berdetak lebih
kencang dan akan merasakan mati rasa di bagian tangan dan kaki.
Kesulitan dalam memutuskan
sesuatu
Karena emosi yang
terganggu, maka secara langsung dapat mengakibatkan seseorang kehilangan
konsentrasinya. Inilah alasan utama kenapa seseorang yang terserang stress akan
lebih kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Daya pikir seseorang juga akan
mengalami gangguan, tingkat keparahan bergantung penuh pada tekanan dan depresi
yang dialami.
Perubahan suasana hati
Jika emosional
seseorang terganggu maka suasana hatinya pun akan ikut terganggu. Perubahan
suasana hati yang tidak terduga dapat berpengaruh pada orang disekitarnya. Selain
perubahan mood, stress juga dapat memicu munculnya kepanikan yang tidak
beralasan. Jika hal ini sudah ditemukan, maka itu menjadi tanda bahwa depresi
yang dialami seseorang sudah parah dan perlu segera mendapat pertolongan.
Nyeri otot
Banyak yang tidak
menyadari bahwa nyeri otot yang dirasakan disebabkan oleh tekanan mental yang
begitu kuat. Selain dapat memicu nyeri pada otot, stress juga dapat menimbulkan
kejang dan kaku.
Letih dan lesu
Efek lain dari
stress yang berakibat pada tubuh adalah letih dan lesu. Selain letih dan lesu,
biasanya sering ditemukan pusing dan sakit kepala.
Kehilangan kepercayaan diri
Rasa frustasi yang
ditimbulkan dan mengarah pada kehilangan kepercayaan diri pada seseorang. Pada
tingkat ini, seseorang akan lebih mudah marah dan sangat sensitif.
Kerontokan rambut
Dibanding pria,
kerontokan rambut yang dialami wanita karena stress lebih tinggi. Kerontokan
dan masalah penipisan pada rambut pada kaum hawa seringkali disebabkan oleh
gangguan ini.
Gangguan pada kulit
Stress berlebihan
dapat memicu tubuh memproduksi hormon adrenalin dalam jumlah banyak. Hormon ini
bertanggung jawab atas munculnya jerawat di wajah dan bagian tubuh lainnya.
·
General Adaption Syndrom
Hans Selye membagi
stress membagi stress dalam 3 tingkatan :
a) Eustress adalah
respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang, dan
menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya
lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b) Distress merupakan
respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi.
c) Optimal stress atau
Neustress adalah stress yang berada antara eustress dan distres,merupakan
respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan
memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan
berani bersaing.
Menurut
Lazarus dan Folkman, kondisi fisik, lingkungan, dan sosial merupakan penyebab
dari kondisi stres disebut dengan stressor.Istilah stressor pertama kali
diperkenalkan oleh selye. Jenis –jenis stressor dikelompokkan sebagai berikut :
masalah perkawinan, masalah keluarga, masalah hubungan interpersonal, masalah
pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah hukum, keuangan, perkembangan penyakit
fisis dan lain-lain.
·
Faktor Individu dan
Sosial (Penyebab Stres)
Factor
individual Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual
seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut
Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
1. Tuntutan kerja yang
terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan
secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan.
2. Perubahan tanggung jawab dalam
kerja.
3. Pekerjaan yang
berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan
tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain
sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres.
4. Lingkungan fisik
pekerjaan yang tidak nyaman.
5. Hobi interpersonal yang tidak baik
dalam lingkungan kerja.
Tipe Stres Psikologi
·
Tekanan
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi
dua, yaitu:
1. Eustress,
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu
dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2. Distress,
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan,
dan kematian.
·
Frustasi
Frustasi adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan
yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah atau masalah
yang tidak kunjung selesai.
Frustasi inipun terjadi juga bila tujuan yang dicapai mendapatkan rintangan.
Frustasi memiliki dua sisi.
1. Frustasi adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan.
2. Frustasi adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.
·
Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun
yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
·
Kecemasan
Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang
karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya
subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan
tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa
yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.
Symptom Reducing Responses
terhadap Stres
Mekanisme
Pertahanan Diri ( defense mechanism ) yang biasa digunakan individu untuk di
jadikan strategi saat mengurangi stress:
- Represi
- Pengalihan
- Sublimasi
- Proyeksi
- Pembentukan Reaksi
- Introyeksi
- Regresi
Koping yang digunakan individu secara
sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang
dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa
relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok
dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak
akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan
menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.
Strategi koping yang berhasil mengatasi
stres harus memiliki empat komponen pokok:
1.
Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan
memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah
berlangsung.
2.
Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara
mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini
meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk
memecahkan masalah.
3.
Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih
secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau
menghilangkan stressor.
4.
Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah
berhasil di atasi.
Pendekatan Problem Solving Terhadap
Stres
Dalam Siswanto
dijelaskan dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar
untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai feedback. Tetapi jika teman-teman tahu tentang hipno-self,
teman-teman cukup menghipnotis diri sendiri dan melakukan sugesti untuk diri
sendiri, cara ini lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita
sendiri. Dan jika teman-teman ingin melakukan hipno-self, utamanya adalah
tempat harus nyaman dan tenang, dan teman-teman cukup membangkitkan apa yang
menyebabkan teman-teman stres, cari tahu gejalanya hingga akar dari masalah
tersebut, kemudian berikan sugesti-sugesti yang
positif, InsyaAllah cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan
secara spiritual (mengarah kepada Tuhan Semesta Alam).